Masa remaja merupakan masa dimana anak mengalami banyak perubahan dalam berbagai aspek. Dari aspek fisik, tubuh mereka sedang berubah dari tubuh anak menuju tubuh dewasa. Selain itu, kebutuhan akan kedekatan dengan orangtua biasanya berkurang, berganti dengan kebutuhan akan kedekatan dengan teman sebaya. Kondisi ini seringkali menyebabkan remaja labil emosinya. Tentu tidak mudah bagi remaja untuk menghadapi begitu banyak perubahan secara bersamaan.
Saat remaja mengalami kesulitan dalam menghadapi berbagai perubahan tersebut, tidak jarang muncul isu-isu yang menyebabkan orangtua bingung bagaimana cara menghadapinya. Terlebih bila orangtua tidak punya pengalaman yang dapat dijadikan sebagai referensi penanganan, karena remaja tersebut adalah anak sulung ataupun anak tunggal. Bahkan dalam beberapa kasus, ketika menghadapi remaja yang bukan anak sulung ataupun anak tunggal pun, orangtua masih kebingungan karena setiap anak memiliki temperamen serta pengalaman hidup yang berbeda. Selain itu, hal-hal yang dapat menyebabkan munculnya masalah pada remaja juga sangat bervariasi, mulai dari sebab yang terkait dengan hal-hal fisik dan fisiologis, sebab psikologis yang berhubungan dengan pola pikir dan emosi, sebab yang terkait dengan kurangnya dukungan sosial, dan lain sebagainya.
Ketika orangtua kebingungan menghadapi masalah emosional ataupun perilaku remajanya, tidak jarang orangtua bertanya-tanya apakah masalah tersebut sekedar merupakan bagian dari tahap perkembangan yang membutuhkan agak lebih banyak perhatian dari orangtua, ataukah gejala tersebut merupakan sesuatu yang serius dan memerlukan bantuan professional. Dalam konteks demikian, orangtua perlu mengevaluasi apakah gejala yang dinilai orangtua sebagai bermasalah tersebut terjadi sangat sering, dalam periode yang lama serta dengan intensitasnya cukup dalam. Bila ya, ada baiknya orangtua mencoba untuk mendapatkan pertolongan profesional, baik dari konselor ataupun psikolog. Namun bila hal-hal tersebut tidak mewarnai gejala bermasalah tadi, kemungkinan besar orangtua sendiri masih mampu menolong remajanya, asalkan dapat menyeimbangkan antara penerimaan dengan dorongan.
Dalam kasus dimana gejala yang ditunjukkan oleh remaja dinilai masih merupakan bagian normal dari tahap perkembangan remaja, orangtua akan dapat menolong remaja dengan lebih baik bila mampu melihat kondisi yang ada dari sudut pandang remaja. Hal tersebut biasanya hanya dapat dilakukan bila orangtua berusaha untuk memahami apa yang sebenarnya ingin diperoleh oleh remaja dengan menunjukkan perilaku atau emosi tersebut, kesulitan apa yang ia hadapi serta hal-hal apa saja yang mungkin dibutuhkan oleh remaja untuk dapat dengan sukses mengatasi masalah tersebut.
Dalam kasus demikian, prinsip-prinsip berikut dapat dipertimbangkan untuk diaplikasikan dalam menolong remaja yang bermasalah, terlepas dari jenis masalahnya.
Sedapat mungkin usahakan untuk memposisikan remaja bukan sebagai pihak yang perlu diubahkan, melainkan sebagai kawan seperjuangan karena sesungguhnya penyelesaian masalah yang dihadapi tersebut memang memerlukan kerjasama antara remaja dan orangtua.
Usahakan untuk menyeimbangkan antara batasan atau kontrol orangtua dengan dukungan kepada remaja, baik dari segi emosional, finansial dan lain sebagainya.
Bila remaja menunjukkan perubahan yang positif, sekecil apapun perubahan tersebut, beri pujian yang tulus agar remaja tersemangati untuk semakin berubah.
Sedapat mungkin mengusahakan agar remaja memiliki rutinitas yang seimbang antara belajar, waktu senggang bersama teman-teman sebayanya, waktu bersama keluarga inti maupun keluarga besar, serta aktivitas spiritual ataupun sosial.
Usahakan agar kebutuhan fisik maupun psikis dari orangtua sendiri tidak terbengkalai agar dapat menghadapi remajanya dengan baik
Comentários