top of page

ORANGTUA & PERTANYAN TERBUKA



Sebagai orangtua, kita perlu meluangkan waktu yang cukup untuk bercakap-cakap dengan anak untuk menstimulasi kemampuan berbahasa mereka. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka merupakan salah satu cara yang menyenangkan bagi anak, yang dapat mendorong anak untuk terlibat dalam percakapan, terutama anak-anak yang pendiam. Selain itu, pertanyaan terbuka dapat menstimulasi munculnya ide atau pemikiran dalam diri anak, dan memberikan kesempatan pada anak untuk berlatih mengekspresikan ide atau pemikiran itu dengan kata-kata yang tepat.


Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang kemungkinan jawabannya sangat bervariasi serta biasanya memerlukan cukup banyak kata untuk dijawab. Karakteristik lain dari pertanyaan terbuka adalah tidak bersifat mengarahkan kepada jawaban tertentu. Berikut adalah contoh pertanyaan terbuka :

- Apa yang kamu lihat saat berangkat sekolah?

- Kenapa kamu tidak mau bermain bersama si Atok?


Lawan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang variasi jawabannya terbatas dan biasanya dapat dijawab secara singkat. Berikut adalah contoh pertanyaan tertutup :

- Apa warna buku yang Bunda pegang saat ini?

- Apakah tadi kamu mengambil pensil milik B?


Sebagai orangtua, kita mungkin cukup sering bertanya kepada anak, namun tidak jarang pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan adalah pertanyaan tertutup. Hal itu dikarenakan mengajukan pertanyaan terbuka merupakan suatu bentuk keterampilan. Dan sebagaimana keterampilan-keterampilan lainnya, keterampilan mengajukan pertanyaan terbuka perlu dipersiapkan dan dilatih agar dapat muncul dengan baik. Berikut adalah beberapa tips praktis yang dapat kita lakukan sebagai orangtua untuk melatih keterampilan mengajukan pertanyaan terbuka dengan cara yang menyenangkan bagi anak.


1. Pertanyaan terbuka sebaiknya diajukan orangtua dalam konteks percakapan sehari-hari pada kesempatan-kesempatan yang berbeda. Misalnya :

a. Wah, tadi di sekolah kamu menggambar.........ya. Apa yang kamu suka dari...............?

b. ............Gambarmu bagus sekali, coba ceritakan apa yang sedang kamu gambar!


Untuk membangun percakapan, akan efektif bila orangtua berusaha untuk masuk dalam kegiatan anak sebelum bertanya, sehingga terbangun hubungan yang kondusif bagi terbangunnya percakapan. Misalnya, bila anak sedang membangun sesuatu dengan balok, kita dapat ikut membangun dengan balok sebagai dasar percakapan. “Bunda sedang membangun kandang ayam. Kalau kamu, apa yang sedang kamu bangun?” Lalu lanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan terkait jawaban yang diberikan anak. Bila anak tidak langsung dapat menjawab pertanyaan terbuka yang kita ajukan, berikan waktu yang cukup bagi mereka untuk berpikir (kita dapat menghitung 1 – 10 dalam hati, sebelum menyampaikan ulang pertanyaan tersebut dengan kalimat yang lebih sederhana). Ada kemungkinan anak belum terbiasa menjawab pertanyaan terbuka, sehingga perlu waktu baginya untuk beradaptasi.


Di sisi lain, saat bercakap-cakap dengan anak, pastikan bahwa orangtua tidak berbicara tergesa-gesa sebab kemampuan anak untuk menangkap pesan masih terbatas. Bila orangtua berbicara tidak terlalu cepat, maka anak mendapatkan kesempatan untuk memahami pesan yang disampaikan oleh orangtua, sehingga meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahpahaman anak terhadap komunikasi orangtua. Selain itu, orangtua juga perlu membaca bahasa tubuh anak agar dapat menangkap anak sedang berminat untuk bercakap-cakap atau tidak. Bila tidak, jangan dipaksakan. Bahasa tubuh anak selalu jujur, menyampaikan apa adanya yang berasal dari dalam diri anak. Oleh karena itu para orangtua hendaknya peka terhadap bahasa tubuh anak.


2. Sebelum membacakan buku cerita untuk anak, persiapkan beberapa pertanyaan terbuka terkait buku atau cerita yang akan dibacakan, lalu selipkan / tempelkan kertas-kertas tersebut di halaman-halaman terkait. Misalnya :

a. Coba lihat sampul buku ini. Kira-kira buku ini ceritanya tentang apa ya?

b. Menurutmu, kira-kira apa ya yang akan terjadi setelah ini?


3. Jadikan pertanyaan terbuka menjadi permainan. Tuliskan pada sebuah kertas sebuah pertanyaan terbuka, lalu gulung kertas tersebut menjadi lintingan. Siapkan beberapa kertas sejenis, dimana di masing-masing kertas akan tertulis pertanyaan yang berbeda. Masukkan lintingan kertas tadi ke dalam sebuah kotak tertutup dan letakkan di meja. Pada saat kita akan berusaha membangun percakapan dengan anak, kita dapat meminta anak untuk mengambil salah satu kertas dari kotak tadi, lalu bercakap-cakap dengan menggunakan pertanyaan terbuka yang tertulis di kertas. Setelah itu, giliran orangtua yang mengambil salah satu dari gulungan kertas tersebut dan menjawab pertanyaan yang tertulis di situ.

Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan :

a. Dari semua kegiatanmu hari ini, mana yang menurutmu paling menyenangkan? Kenapa menyenangkan?

b. Menurutmu, teman yang baik itu seperti apa? Apa alasannya?

c. Seandainya kamu bisa terbang, kamu akan pergi kemana? Kenapa memilih ke sana?

d. Menurutmu hadiah apa yang paling menyenangkan yang pernah kamu terima? Kenapa hadiah itu yang paling menyenangkan?

e. Menurutmu, apa hal yang paling tidak menyenangkan menjadi anak-anak? Mengapa?

bottom of page