top of page

MEMBACA YUK, NAK!

Writer's picture: Busur EmasBusur Emas


Setiap orang tua tentunya menginginkan anaknya berhasil dalam hidupnya. Untuk itu, tidak sedikit orang tua yang rela menyediakan dana yang besar setiap bulan untuk membayar biaya pendidikan anak yang diyakini akan mempersiapkan anak meraih kesuksesan yang diharapkan. Hal tersebut tentu saja tidak salah, karena orang tua dan guru memang merupakan bagian dari kunci pendidikan yang berhasil. Pola asuh yang tepat serta pendidikan formal yang berkualitas akan berkontribusi besar dalam mempersiapkan anak untuk mengarungi kehidupan dengan baik. Namun, selain orang tua dan guru, ada faktor lain yang juga dapat berkontribusi besar bagi keberhasilan di masa depan, yaitu kecintaan membaca. Sayangnya, masih sedikit sekali orang tua yang menyadari besarnya peran kecintaan membaca bagi kesuksesan anak. Hal ini terbukti dari masih sedikit sekali orang tua yang menerapkan cara yang sistematis untuk menumbuhkan kecintaan membaca pada anak.


Banyak orang tua berpikir bahwa hanya dengan menyediakan banyak buku bacaan bagi anak, hal itu sudah cukup untuk menumbuhkan kecintaan membaca anak. Akibatnya, tidak jarang timbul pertanyaan “Mengapa ya, anak saya tidak suka membaca, padahal saya sudah membelikan banyak buku cerita anak untuknya?”. Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah karena kunci pertama dan terutama dalam menumbuhkan kecintaan membaca anak adalah dengan membacakan buku cerita bagi anak secara rutin dan sistematis. Ketersediaan buku yang bervariasi hanya akan berdampak positif bagi anak bila kecintaan membacanya sudah muncul.


Studi telah membuktikan bahwa sedikit sekali anak yang kecintaan membacanya tumbuh tanpa campur tangan orang tua. Umumnya, anak membutuhkan orang tua untuk menjadi jembatan menuju kecintaan membaca, dengan cara sering-sering dibacakan buku oleh orang tuanya, terutama sejak kecil. Dengan membacakan buku, orang tua memperkenalkan kata-kata yang tidak pernah didengarnya dalam percakapan sehari-hari, misalnya kata gaduh, menyelinap, dan lain sebagainya. Namun tujuan utama membacakan adalah membangun kecintaan membaca pada anak, bukan untuk membangun pengetahuan anak. Jadi pertama-tama harus ada kecintaan membaca dahulu, barulah pengetahuan terbangun. Urutan tersebut tidak dapat dibalik. Dan kecintaan membaca umumnya terbangun mulai dari buku cerita.


Mengapa membacakan buku cerita bagi anak umumnya lebih baik dibandingkan buku pengetahuan? Hal tersebut dikarenakan cerita biasanya lebih menyentuh hati dibandingkan pengetahuan sehingga kesan yang ditinggalkannya pun lebih mendalam dan membekas lebih lama. Selain itu, membacakan buku cerita juga menolong anak untuk lebih siap mengarungi hidup, karena umumnya berbagai cerita anak merupakan contoh pengalaman yang dapat menjadi inspirasi nilai hidup, misalnya keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi kesulitan. Lagipula, cepat atau lambat, anak pasti akan bertemu dengan buku pengetahuan di sekolah, namun belum tentu anak dapat bertemu dengan buku cerita yang dapat menanamkan nilai-nilai hidup, di sekolah.


Beberapa Pedoman Membacakan Untuk Anak

1. Tidak memaksakan kegiatan membacakan pada anak. Kuncinya menjadikan kegiatan membacakan sesuatu yang menyenangkan, tidak hanya bagi anak, tetapi juga bagi orang tua.


2. Jangan terpaku pada teks atau tulisan. Bagaimanapun, orang tua pasti lebih mengerti tingkat kemampuan kognitif dan minat anaknya dibandingkan pengarang buku anak tersebut.


3. Usahakan agar kegiatan membacakan tersebut dapat bersifat interaktif, tanyakan pendapat anak dengan tidak terlalu banyak pertanyaan, sehingga tidak menimbulkan persepsi pada anak bahwa tujuan orang tua membacakan buku adalah untuk menguji dirinya.

1 view

Comments


bottom of page