top of page

MEMBANGUN NILAI & PERILAKU KESEHATAN PADA ANAK



Banyak penyakit yang mematikan di masa kini, seperti penyakit jantung dan kanker, diakibatkan oleh pola makan dan pola hidup yang tidak sehat. Beberapa studi telah mengindikasikan bahwa nilai dan kebiasaan yang dipelajari oleh seorang anak terkait kesehatan, kemungkinan besar akan terbawa sampai dewasa. Bila sejak kecil seseorang sudah diajar hal-hal terkait keehatan dan dibiasakan memakan makanan sehat, beolahraga secara teratur serta menjauhi rokok, tentunya generasi mendatang akan menjadi generasi yang sehat serta relatif lebih produktif. Untuk itu, peran orangtua sangatlah besar.


Sebuah penelitian telah menemukan bahwa para wanita yang memeriksakan diri dengan tertib sesuai rekomendasi dokter selama masa kehamilan umumnya menempatkan kesehatan pribadi dan anak sebagai salah satu prioritas utama dalam hidupnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa salah satu hal yang sangat mempengaruhi kesehatan anak, baik secara langsung maupun tidak langsung, adalah nilai yang dianut orangtua terhadap kesehatan, yang terlihat dari perilaku orangtua terhadap kesehatan pribadinya maupun perilaku dalam mendidik anak. Tidak dapat dipungkiri, nilai yang dianut orangtua tentang kesehatan akan mempengaruhi nilai dan sikap anak tentang kesehatan, seperti pola makan, pola olahraga, penggunaan minuman keras dan rokok, dan lain sebagainya.


Selain nilai yang dianut orangtua tentang kesehatan, pola asuh yang diterapan oleh orangtua pun mempengaruhi sikap dan perilaku anak terkait kesehatan. Pola asuh yang lebih mengutamakan penjelasan dibanding hukuman sebagai strategi disiplin, serta memberikan otonomi yang cukup kepada anak, umumnya memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk menghasilkan anak-anak yang memiliki sikap dan perilaku kesehatan yang baik (Pratt, 1973). Hal tersebut dikarenakan, pola asuh yang demikian menunjukkan penghargaan kepada anak sebagai seorang individu, sehingga mendorong anak untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, termasuk dalam hal-hal terkait kesehatan, seperti menggosok gigi secara teratur, tidur secara teratur, menjauhi rokok, dan lain sebagainya. Sebaliknya, bila orangtua menerapkan pola asuh yang otoriter, umumnya kemungkinan untuk anak mengadopsi sikap dan perilau kesehatan yang positif menjadi semakin kecil.


Hal lain yang mempengaruhi sikap dan perilaku anak terkait kesehatan adalah tingkat kemampuan berpikir anak. Misalnya, anak balita umumnya belum terlalu mampu memahami perbedaan antar penyakit serta hubungan logis sebab-akibat terkait kesehatan, sehingga cenderung lebih mudah mempercayai cerita takhyul yang dilihat atau didengarnya. Sedang anak usia SD sudah lebih mampu berpikir logis dan memahami kerja tubuh serta kaitannya dengan penyakit dan kesehatan. Oleh karena pemahaman anak tentang hal-hal terkait kesehatan berkembang secara bertahap, maka orangtua pun perlu mengajarkan hal tersebut kepada anak secara bertahap, sesuai kemampuan berpikirnya.


Selain hal-hal tersebut di atas, hal yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan oleh orangtua dalam membangun kesehatan anak adalah membangun hubungan yang dekat dan komunikasi yang terbuka antara orangtua – anak. Kedua hal tersebut akan mendorong anak untuk lebih menginternalisasi nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua. Bahkan penelitian telah menemukan korelasi langsung antara kualitas hubungan dan komunikasi orangtua – anak dengan perilaku seksual yang sehat pada remaja yang menjauhkan mereka dari penyakit seksual yang tidak diinginkan.


Tentu saja, selain orangtua, hal-hal eksternal seperti pergaulan sosial anak dengan teman sebayanya serta media massa juga memiliki kontribusi terhadap nilai, sikap dan perilaku kesehatan anak. Pengaruh kedua hal tersebut terhadap anak umumnya tidaklah seragam, dan sangat ditentukan oleh tingakt kepercayaan diri anak, status sosial anak, pola asuh yang diterapkan orangtua, dan lain sebagainya. Namun demikian, bila orangtua menjalankan perannya dengan baik dalam membangun nilai dan perilaku kesehatan anak, maka umumnya anak akan lebih terjaga dari pengaruh negatif eksternal.


2 views
bottom of page