Istilah “bully” belakangan ini menjadi semakin populer dan semakin banyak orag tua yang bertanya-tanya apakah anaknya menjadi korban bully di lingkungannya, terutama di lingkungan sekolahnya. Oleh karena itu, ada baiknya sebagai orang tua yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan mental dari anak yang Tuhan percayakan kepada kita, kita berusaha mengenal hal-hal terkait “bully” dengan lebih baik. Bullying dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk tindakan agresif yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seorang individu tertentu yang relatif tidak mampu untuk membela dirinya sendiri. Jadi bila dua anak dengan kemampuan fisik ataupun kemampuan sosial yang setara terlibat dalam perkelahian, hal tersebut tidak dapat disebut bully, karena keduanya relatif dapat membela dirinya masing-masing.
Namun demikian, bentuk bullying tidak selalu berupa tindakan fisik seperti mendorong, menendang, menjegal, meninju ataupun menyerang dengan obyek tertentu baik ditujukan kepada anak ataupun barang milik anak. Ada juga bullying dalam bentuk verbal, seperti ancaman verbal yang dilakukan baik hanya sesekali maupun secara terus-menerus. Contoh lain dari bullying verbal adalah seorang anak diejek ataupun dijadikan obyek gurauan yang negatif secara terus-menerus. Kemudian dikenal pula gesture bullying, yang biasanya dilakukan dalam bentuk tatapan mata yang mengandung pesan ancaman. Lalu ada e-bullying, yaitu mengirimkan materi-materi yang mengandung ancaman ataupun hinaan melalui surat elektronik maupun sms. Dan yang terakhir, namun cukup sering terjadi adalah bullying secara tidak langsung, seperti mengacuhkan atau mengisolasi seorang anak secara sosial. Termasuk di dalam bullying tidak langsung adalah berbagai usaha untuk membuat seorang anak tidak disukai oleh teman-temannya, misalnya melalui penyebaran informasi palsu yang mendiskreditkan anak tersebut.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa seringkali anak-anak yang di-bully sangat takut untuk melaporkan bahwa ia telah di-bully karena khawatir hal itu akan membuat keadaannya akan menjadi semakin buruk, sebagaimana yang diancamkan oleh anak yang mem-bully. Hal itu berarti sebagai orang tua, kita perlu waspada terhadap berbagai tanda atau gejala bully yang mungkin ada pada anak kita, misalnya, antara lain :
1. Adanya memar ataupun luka fisik pada diri anak, yang tidak jelas sebabnya
2. Kerusakan pada pakaian ataupun perlengkapan sekolah anak, yang tidak jelas sebabnya
3. Permintaan anak untuk tambahan uang saku tanpa tujuan yang jelas
4. Prestasi akademik anak menurun secara tiba-tiba
5. Anak menjadi malas untuk ke sekolah secara tiba-tiba
6. Tiba-tiba timbul kebiasaan anak untuk datang ke sekolah terlambat. Hal ini dapat mengindikasikan kemungkinan terjadinya bully pada jam-jam sebelum sekolah dimulai
7. Anak tiba-tiba menolak untuk diantar ke ataupun dijemput dari sekolah dengan mobil antar-jemput yang biasa dipakainya
8. Anak terlihat tertekan ataupun cemas, namun menolak untuk menceritakan sebabnya
9. Gangguan tidur, misalnya anak sulit tidur di malam hari ataupun sulit bangun tidur di pagi hari. Termasuk di dalamnya adalah timbulnya mimpi-mimpi buruk ketika anak tidur, tidur berjalan ataupun timbulnya kebiasaan mengompol lagi pada anak.
10. Perubahan tingkah laku ataupun suasana hati anak menjadi cenderung ke arah negatif
11. Penurunan kepercayaan diri secara tiba-tiba, yang umumnya adalah indikasi bahwa anak sedang mengalami situasi yang membuatnya tertekan
12. Keluhan sakit kepala ataupun sakit perut yang terus menerus. Ada kemungkinan hal ini merupakan indikasi bahwa anak sedang mengalami stres kronis
Keberadaan dari beberapa atau bahkan semua tanda di atas tidaklah berarti anak pasti mengalami bully. Namun bila tanda-tanda di atas terus hadir pada anak, maka sebagai orang tua yang bertanggung jawab kita patut mewaspadai akan adanya sesuatu yang tidak beres pada anak yang perlu kita telusuri lebih jauh.
Comments