top of page

MENGENALI GAYA BELAJAR ANAK



Memilih Taman Kanak-Kanak yang tepat bagi anak merupakan bagian dari tanggung jawab orang tua. Untuk itu orang tua perlu menolong anak untuk mengembangkan berbagai kemampuan yang dibutuhkannya untuk dapat hidup dan berkontribusi dengan positif. Untuk itu, peran yang perlu diambil oleh orang tua bukanlah sebagai pengajar yang lebih tahu dari anak, melainkan sebagai fasilitator bagi anak untuk belajar. Setiap anak memiliki cara belajarnya sendiri yang belum tentu sama dengan cara belajar orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua perlu mengenali gaya belajar anaknya.


Otak mencerna informasi melalui tiga tahap, yaitu tahap sadar, bawah sadar dan tidak sadar. Setiap orang pada dasarnya selalu mondar-mandir di antara ketiga tahap ini dalam hitungan detik. Tahap inilah yang memungkinkan anak untuk berimaginasi, berkreasi dan memiliki intuisi.


Pada intinya, ada tiga “bahasa” berpikir, sebagai berikut:


1. Visual : Penglihatan

2. Auditory : Pendengaran

3. Kinestetik : Merasakan sensasi


Ketika otak seorang anak pindah dari tahap sadar ke tahap bawah sadar atau dari tahap bawah sadar ke tahap tidak sadar, otaknya akan berganti “bahasa”. Oleh karena anak perlu menggunakan semua tahap dengan efektif, maka isu yang muncul bukanlah sekedar dengan “bahasa” apa otak anak belajar, melainkan dengan urutan “bahasa” yang bagaimana anak menggunakan otaknya. Untuk itu, ada 6 kombinasi yang mungkin muncul, dengan ciri sebagai berikut:


1. Auditory – Visual – Kinestetik (AVK)

Mendengar lalu melihat dan kemudian mengalami. Mengekspresikan pikirannya dengan mengatakan lalu menunjukkan kemudian melakukan. Umumnya anak type ini cenderung dipandang “pandai” dan dapat memverbalkan pikirannya dengan mudah serta seringkali dapat mengalahkan orang dewasa dalam berdebat.


2. Auditory - Kinestetik – Visual (AKV)

Mendengar lalu mengalami dan kemudian melihat. Mengekspresikan pikirannya dengan mengatakan lalu melakukan kemudian menunjukkan. Anak type ini umumnya memiliki energi yang besar. Mereka seringkali mengambil peran sebagai pemimpin dan memberitahu anak lain apa yang harus dilakukan.


3. Kinestetik – Auditory – Visual (KAV)

Mengalami lalu mendengar dan kemudian melihat. Mengekspresikan pikirannya dengan melakukan lalu mengatakan kemudian menunjukkan. Anak type ini umumnya aktif, menyukai olahraga dan jarang bisa berdiam diri. Namun mereka cenderung menghindari bertatapan mata lama dengan orang lain sehingga seringkali terkesan pemalu dalam hubungan sosial.


4. Kinestetik – Visual – Auditory (KVA)

Mengalami lalu melihat dan kemudian mendengar. Mengekspresikan pikirannya dengan melakukan lalu menunjukkan kemudian mengatakan. Anak type ini umumnya pendiam dan mudah menguasai hal-hal yang bersifat fisik seperti kerajinan tangan, misalnya.


5. Visual – Kinestetik – Auditory (VKA)

Melihat lalu mengalami dan kemudian mendengar. Mengekspresikan pikirannya dengan menunjukkan lalu melakukan kemudian mengatakan. Anak type ini umumnya menggunakan tangannya ataupun mondar-mandir, ketika berbicara dan seringkali perkataannya tidak ‘to the point’ (berputar-putar).


6. Visual – Auditory – Kinestetik (VAK)

Melihat lalu mendengar dan kemudian mengalami. Mengekspresikan pikirannya dengan menunjukkan lalu mengatakan kemudian melakukan. Anak type ini umumnya senang membaca dan menunjukkan apapun yang dilihatnya. Dalam berpakaian, umumnya sangat memperhatikan keserasian.


Namun terdapat berbagai variasi di antara anak-anak yang setype, misalnya ada anak type VAK yang suka olahraga ataupun anak type VKA yang dapat menyusun perkataannya dengan baik. Dalam mengenali gaya belajar anak, yang terutama perlu diperhatikan orang tua adalah kecenderungan pola / urutan dalam belajar dan mengekpresikan diri.

2 views
bottom of page